A personal journal.

Menghadapi Masalah dalam Blogging dengan Datenstrom Yellow

Published on: 09/08/2022 • Updated on: 13/05/2025 • 2 min read

Lho kok menyerah?

Ya gimana dong, saya ingin mengubah layout. Setelah membaca, saya bingung mau menambah menu saja, jadi tidak jadi deh.

Sebenarnya bukannya tidak bisa, tapi saya yang tidak/kurang familier dengan HTML. Meskipun saya dulu kuliah dan belajar HTML, itu tidak terlalu sulit, hanya kurang tertarik saja.

Kronologi

Awalnya saya sudah pede dengan Yellow. Apalagi gampang banget untuk menambah halaman, support FontAwesome, support emoji, ezi pizi lah ya. Lalu saya memutuskan untuk mengubah layout. Ganti tema lah gampangnya.

Saya sempat menggunakan tema Paris. Temanya keren dan simpel, seperti default yang ada di Yellow.

Setelah berubah, saya ingin membuat laman frontpage dan blog yang terpisah. Berhasil.

Kemudian saya ingin membuat menu sendiri, ternyata saya harus mengubah dari template tema-nya. Ini gampang, tetapi juga susah. Tapi masalahnya, saya tidak paham apa yang ditulis di situ.

Saya mencoba mengubah layout post saya, alasannya karena gambar yang ada di dalam post ternyata susah diatur untuk ukurannya, tidak fleksibel, kurang responsif.

Setelah berusaha menyiasati ukuran gambar, saya iseng membuka website ini di HP saya. Duh, hancur! Seketika saya langsung mengambil laptop, mencoba membaca apa yang ada di templatenya, dan saya mengambil kesimpulan: Saya benar-benar lupa bagaimana caranya HTML.

Trials

Bukan, trials di sini bukanlah ujian. Apakah mungkin trials itu memang ujian? Trials di sini maksudnya pen-jajalan apa saja yang sudah saya tempuh untuk berusaha stay di Yellow.

Apakah saya mendapatkan keinginan saya? Sayangnya, tidak. Berulang kali saya browsing dan mencoba mengubah tema, tetapi saya tetap tidak bisa mendapatkan tampilan yang saya inginkan.

In the end, it doesn’t even matter.

Possible solutions

Karena sudah merasa menyerah dengan Yellow, saya memutuskan untuk mencoba kembali menggunakan Grav. Upload-nya lama memang, tapi harus sabar.

Saya tentunya menggunakan skeleton nya, karena saya masih awam dan mencoba. Skeleton yang saya coba adalah Clean Blog. Karena cukup sederhana, bersih, isinya teks dan hanya header di depan yang ukurannya lumayan besar. Setidaknya itu yang saya dapatkan dari melihat gambar preview.

Setelah berhasil ter-upload, saya lihat bagaimana sistem penulisan di Grav ini. Lumayan mudah, tapi saya malah bingung dengan antarmuka admin yang diberikan.

Saya juga mencoba mengubah layout di Grav ini, karena menurut saya teks yang ditampilkan terlalu besar, nav bar-nya entah kenapa tidak mau tampil, tetapi pada akhirnya saya tidak bisa mengubahnya seperti yang saya inginkan.

Singkat cerita, saya menyerah menggunakan Grav. Sudah ukurannya jumbo, tetap saja tidak bisa saya manfaatkan.

Final

Pada akhirnya saya memberanikan diri untuk menggunakan Pico. Sebetulnya Pico adalah CMS pertama yang ingin saya pakai, hanya saja entah kenapa gara - gara tulisan “pico is not a blogging software” yang membuat saya tidak melanjutkan eksplorasi menggunaan Pico.

Selagi saya mencoba pico, saya akhiri tulisan ini. Sampai jumpa di post selanjutnya!